Saat yang paling menyakitkan dalam hidup adalah di mana kita harus kehilangan orang yang dicintai. Mungkin bagi sebagian orang, hal ini bisa terjadi beberapa kali di dalam hidupnya. Dan pada masa ini, tidak ada hal lain yang menjadi prioritas Anda selain bagaimana Anda bisa melewati masa sulit ini bersama orang di sekeliling Anda.
Bagaimana mungkin ketika kita kehilangan sesuatu yang kita cintai kemudian kita tidak bersedih, memang tabiat manusia begitu kok. kita mungkin ingat kesedihan Rasulullah Saw ketika ditinggalkan istri tercintanya Hadijah dan juga ketika beliau ditinggal oleh anak yang dicintainya, beliau menangis dan sedih. Sekali lagi persoalnnya bukan sedih atau tidak sedih akan tetapi lebih kepada sejauhmana kita mampu mengambil ibroh dari peristiwa tersebut, munculnya kesadaran bahwa yang namanya hidup pasti akan mati, memaknai bahwa segala sesuatu yang kita miliki pada hakikatnya adalah titipan jadi ketika yang nitip hendak mengambil ya kita harus ridho dan ikhlas untuk mengembalikan barang titipan tersebut. Disinilah nantinya kita bisa melihat diri kita sendiri sampai sejauhmana ketergantungan kita kepada Allah SWt sebagai Dzat yang maha memiliki. Apakah kita akan menjadi manusia yang tangguh dan sabar sehingga kecintaan Allah semakin dalam atau memang kita berubah menjadi manusia yang tidak tahan dan pura – pura tidak tahu bahwa hidup itu akan berakhir..? jawabanya tidak bisa disamaratakan tergantung kita masing – masing.
0 komentar:
Posting Komentar